Jumat, 11 Maret 2011

Tanggapan atas Tulisan Blogernas : "Pendapat Aneh Saya tentang Sholat"

Tidak sengaja menemukan tulisan di sebuah blog, yaitu Blogernas dengan judul "Pendapat Aneh Saya tentang Sholat". Setelah saya membacanya, sy pikir tidak ada hal yang aneh dari tulisannya, pendapat yang diungkapkan itu biasa aja dan sudah menjadi rahasia umum.

Namun, sy jg harus mengakui bahwa sangat menarik tulisan ini, dan memang harus diakui bahwa demikianlah kenyataannya, bagi saya tak ada yg patut dipersoalkan. tapi ada bbrp hal yang perlu saya tegaskan (menurut saya aja nih) tentang pendapat tulisan tersebut.
Sholat (dan atau larangan/perintah agama lainnya) cendrung ditegaskan dengan konteks ancaman dan iming-iming, ancamannya jika tidak dilakukan akan berdosa dan berakhir pada neraka, demikian juga iming-imingnya jika dilaksanakan maka dapat pahala yang berujung pada surga.
Sesungguhnya ini bukan sekedar sebuah "klaim" agama atau bukan, ini adalah sebuah gambaran begitu kompleksnya kehidupan "bermanusia" yang sesungguhnya telah ada dibawah kesadarannya (under concious) yang terlahir sejak penciptaannya dan ini merupakan fenomena alami kemanusiaan.

Ancaman dan iming-iming tidak ada ubahnya dengan reward dan punishment sebagai sebuah kondisi yang tidak dapat dielakkan, misal untuk gambaran besar sebuah negara, sebuah perusahaan bahkan hingga sebuah keluarga, kondisi ini tidak bisa dipisahkan.

Sebuah tatanan secara STANDAR terkadang mutlak harus "dipaksakan" demi terciptanya sebuah tujuan majemuk sehingga memaksa adanya sistem reward & punishmet. Reward & Punishment ini merupakan akibat dari sebuah rules (berisi perintah atau larangan).
Sebuah perusahaan pasti memiliki rules dan dari rules inilah dijadikan sebagai tolok ukur untuk menentukan rewards & punishment. setiap rule memiliki tujuannya masing-masing dan tujuan2 ini biasanya bersifat majemuk.

Contoh: rule tidak boleh terlambat masuk kerja, harus tepat jam 8, jika terlambat maka akan dapat punishment berupa potong gaji. contoh lainnya: rule jika penjualan dalam periode tertentu di sebuah branch tercapai maka diberikan rewards jalan2 ke luar negri.

Tujuan majemuknya, jika terlambat kerja maka akan mengganggu tugas pekerja lain krn sangat mungkin dia bekerja dengan pekerja lain atau pekerjaannya berhubungan dengan tugas pekerja lain sehingga pada akhirnya terjadi instabilitas dalam perusahaan itu, maka dari akibat ini harus menghukum orang yang menyebabkan terjadinya instabilisasi dlm mencapai tujuan perusahaan.

Coba bandingkan, rule 5 kali sehari semalam harus sholat fardu, jika tidak melakukan sholat maka neraka bagiannya kelak (punishment) bahkan ada ancaman yg melakukan aja bs dpt neraka krn tdk khusu' dan jika melakukannya maka masuk surga (rewards).

Ternyata beberapa pengkajian imiah tentang keutamaan shalat telah banyak memberikan gambaran bahwa pentingnya sholat itu dilaksanakan karena bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani kita, dan bisa dikatakan bahwa inilah tujuan majemuknya.

Nah, secara logika, jika tidak melaksanakan sholat maka rentan akan gangguan kesehatan, dan mengakibatkan instabilitas dalam kehidupan baik pribadi, keluarga, pekerjaan, dan lingkungan. inilah yang banyak tidak disadari oleh kita.

So, bagaimana akibatnya jika sebuah negara tidak ada rulesnya??? ato dalam keluarga aja deh yg tdk memiliki rules??? apa akibatnya??? atau memiliki rules tapi tdk jelas rewards & punistmentnya, trus apa kekuatan rules itu??? sama aja boong...

ok, kita lanjut...

Kedengarannya 2 macam rule di atas yg memiliki prinsip yang sama namun mimiliki efek yg berbeda. kenapa???

Pada contoh kasus pertama, disana terdapat "problem" yang harus dihindari dan "need" yang harus dipenuhi, yaitu seorang karyawan butuh pekerjaan utk bisa menghidupi diri dan keluarganya sehingga dari problem ini memaksa dia untuk melakukan apa saja (krn need yg mendasar), rule akhirnya bukan masalah bahkan ia akan menganggap rule lah yang akan membantu menyelesaikan problem dan memenuhi neednya.

Dan kasus kedua tidak jelas apa problem & neednya, karena kita sendiri blm tau seperti apa surga itu dan seganas apa neraka itu, kita blm tau apa faedah sholat itu dan mengapa hrs melaukannya sehingga need assesment tdk dapat ditemukan dengan maksimal.

Banyak muslim yang meninggalkan sholat tanpa terbebani dengan ancaman dan iming-iming yg pasti sudah diketahuinya. kenapa? karena dia tidak tau "problem"nya sehingga dengan sholat bisa membantu problemnya, dan dia juga tidak menemukan need untuk apa melakukannya.

Andaikan mereka menyadari bahwa sangat mungkin sholat yang dilakukan dengan baik dan benar dapat membantu menghindarkan dari problematika kesehatan sehingga bisa memaksimalkan kehidupannya. Maka mereka tidak akan berani meninggalkan sholat karena sudah merasa menjadi need tanpa perlu mengancam atau mengiming-imingi.

Tapi, ancaman dan iming-iming ini adalah hal yang cukup penting sebagai STANDAR untuk tujuan majemuk tadi itu...

Berbeda halnya dengan saudara blogernas yang kelihatannya tau manfaat dan tujuan rule sholat sehingga secara detil bisa menunjukkan ke kita bahwa sholat itu bisa mengantisipasi problem kesehatan fisik dan jasmani kita, dan dari tulisannya kita bisa melahirkan "need" akan sholat itu.

Namun, jika dikatakan bahwa sholat merupakan klaim keagamaan (kasarnya diklaim oleh Tuhan), hal ini agak merisihkan bagi saya karena istilah klaim itu seakan-akan Tuhan Allah sangat memerlukan kegiatan sholat kita dan jika tidak kita laksanakan maka Allah akan bengis dan memberikan ancaman nerakanya. Padahal sesungguhnya Allah tidak membutuhkan apa pun dari mahluknya.

Wallahu a'lam...

1 komentar:

  1. Hehe...menarik detail ulasan mas Aray hubungan antar sholat dengan kesehatan dan juga dalam sebuah tatanan organisasi.

    Kalau dari sisi itu saya setuju. Cuma yang saya prihatin ketika sholat dipahami sebagai tekanan agama. Tapi merujuk pada tulisan ini, berarti kat WAJIB pada sholat adalah bahasa psikologis agar manusia mau menjadikan sholat sebagai media integrasi piskologis. Untuk kesehtan jiwa dan kesegarab tubuh.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...