Saya ingin bercerita sedikit tentang seseorang yang pernah saya temui dan dia berkisah sangat banyak tentang banyak hal. Namun ada satu yang membuatku sangat tertarik atas celotehannya, yaitu tentang TUHAN.
Dulunya dia teman satu gereja dengan aku, panggil saja namanya Nelly, saat itu aku masih aktif di gereja meskipun secara hakikinya aku seorang muslim. Dia dikenal suka bergurau, dan gurauannya tidak tanggung-tanggung loh, bergurau tentang sex, tentang kehidupan hingga Tuhan pun diguraukannya.
Suatu saat, kami abis dari kebaktian ibadah pemuda yang kebetulan jadwalnya setiap sabtu malam, dan selepas itu kami sekaligus malam mingguan. Biasanya kita nongkrong di pantai losari, tempat nongkrong anak muda makassar. Kami pun banyak ngelantur tentang banyak hal dan tak terasa malam ternyata sudah sangat larut dan satu per satu temen-temen saya pun pulang ke "kandang" nya masing-masing. Terakhir tinggal aku dan Nelly saja.
"Nel, gak balik nih?" tanya aku ke Nelly yang kelihatannya santai aja dan gk ada tanda-tanda mau balik. "Gak ah, nanggung, udah hampir subuh, entar lagi orang-orang Muhammad pada bangun" jawabnya. "Kak Aray kalau mau balik, duluan aja" sambungnya. Tapi aku juga gak tega ninggalin dia sendiri apalagi dia cewek, meskipun sebenarnya di pantai losari kalau malam minggu tetap ramai.
"Kak Aray, kira-kira Bapa (Tuhan Allah) mau menikah lagi gak ya?" tiba-tiba dia bertanya aneh. "Lho maksud kamu apa Nel?" tanyaku setengah kaget karna pertanyaannya tidak biasa dan tidak lumrah, apalagi dia seorang pelayan di gereja.
Kami akhirnya berdiskusi panjang lebar tentang hal yang diawali dari pertanyaannya itu. Tapi agar singkat, biar saya rangkum aja deh materi-materi diskusi ngelantur kami malam dini hari sampe subuh itu.
=====
"Saya banyak bingung dengan Tuhan, saya selalu mencoba memberikan semua pemahaman saya tentang Tuhan tapi kadang penolakan itu justru datang sendiri dalam diri saya. Kadang saya sangat iri dengan sosok bunda Maria yang puja-puja oleh umat Katolik dimana kita mendudukkan bunda Maria hanya sebatas sosok manusia perantara kelahiran Tuhan Yesus.
Bunda Maria telah dipilih Tuhan Bapa untuk dijadikan "istri"-nya sebagai media kehiran Anak Tuhan, Yesus Kristus. Sedangkan bagiku, andai Yesus itu sebagai anak yang diutus oleh Bapa-Nya untuk menyelamatkan manusia bumi, maka misi Yesus sebenarnya belum kelar, misi yang baru diselesaikan adalah misi "mengenalkan anak Allah" kepada manusia.
Misi tentang penyelamatan dan materi penyelamatannya itu belum fokus dan belum terarah, bahkan kesannya masih banyak yang simpang siur. Sosok Yesus sendiri di kalangan umat kristiani masih fenomenal, belum ada kesepakatan penuh tentang sistem teologi baku kekristenan. Ada aliran kristen yang mendudukkan bunda Maria sebagai salah satu dalam oknum ketuhanan meskipun perannya tidak seperti dengan Tuhan Bapa & Yesus, ada juga aliran yang menyebutkan Yesus itu 100% Allah dan 100% manusia, ada juga yang menyebutkan bahwa Yesus itu adalah bagian dari zat "ke-Allah-an", dan beragam aliran lainnya yang hanya membicarakan tentan posisi dan sosok Yesus.
Jadi menurut saya, Yesus masih gagal dalam menyempurnakan tugas dari bokap-Nya. Kalau demikian, harusnya Bapa nikah lagi dong agar bisa punya anak yang meneruskan tugas Yesus dalam penyelamatan umat bumi. Apalagi jaman sekarang sudah sangat edan dan membutuhkan sosok fugur secara internasional yang bisa diandalkan oleh umat bumi.
Kalau lagi berfiki begini, tak terasa saya tiba-tiba berdoa ke Bapa agar Dia bisa mempersunting saya hingga akhirnya saya bisa hamil dan melahirkan "Adik Yesus" yang akan menggenapkan hukum Bapa di bumi.
Bapa aku siap kok jadi bini kedua, dan saya janji akan memberikan anak yang lebih baik dari Yesus dan saya akan menjaganya agar tidak disalib lagi oleh orang Yahudi, lagian kan Israel itu jauh dari Indonesia jadi mana mungkin mereka bisa menyakiti anak kita...."
====
"Hahahahahaha....wkwkwkwkw....hihihihihih...." sepanjang malam itu saya hanya bisa tertawa dan terbahak-bahak mendengarkan celotehan si Nelly. Kok bisa ya dia sempat-sempatnya mikir sampe ke sana.
Nah, setelah membaca artikel ini, gimana tanggapan rekan-rekan bloggers???
saya bukan kristiani, dan saya hanya berkomentar sebagai orang netral.
BalasHapusKalo dilihat dari ceritanya, Nelly sepertinya polos dan menerima semua ajaran agamanya tanpa dicerna terlebih dahulu. Dia adalah pelayan di Gereja. Tidak heran jika hidupnya didedikasikan untuk Tuhan, termasuk ingin dinikahi oleh Tuhan.
Nah, bacaan inilah yang menyadarkan kita agar menelaah terlebih dahulu ajaran agama yang kita anut. Jangan asal main pukul kalau ada yang tidak sepaham, karena belum tentu juga pemahaman Anda tentang agama lebih dalam dari yang Anda pukuli. :)
Salam damai, Anom Harya
pantesan tulisan ini dari judulnya saja jelek sekali..
BalasHapusdsfs
BalasHapus