Rabu, 18 Juni 2008

Coretan Hidupku

Saya lahir di kota kecil yang berjarak sekitar 60 km dari kota Makassar, tapatnya 25 September. Saya tidak akan banyak menceritakan tentang masa kecil saya pada kesempatan ini, yang pasti hingga saya berumur 12 tahun kehidupan masa-masa itu tidak ubahnya dengan anak seumuran lainnya.

Selepas SD saya “dimasukkan” di sebuah perguruan Muhammadiyah hingga akhirnya saya menetap di kota gudeg Jogjakarta. Sejak kecil saya tergolong anak yang sangat penurut kepada orang tua dan sangat pendiam. Saya selalu mengambil posisi aman dalam setiap kondisi namun dikenal juga memiliki sifat yang sangat netral jika ada perserlisihan baik dalam keluarga maupun lingkungan saya lainnya.

Pengalaman saya sebagai mahasiswa awalnya di Universitas Islam Indonesia tapi belum genap 2 tahun menuntut ilmu di tempat itu saya kena DO (drop out) karena tidak memenuhi syarat kehadiran di kelas (meskipun tiap hari tetap ke kampus loh). Kesibukan saya di organisasi mahasiswa baik intra maupun ekstra banyak menyita waktu saya sehingga kewajiban hadir di kelas menjadi terbengkalai. Saat itu saya sedang magang di lembaga Pers Mahasiswa di UII.

Untungnya, pada tahun saya di-DO itu saya sempat mendaftar dan lulus di IAIN Sunan Kalijaga Jogja –saat ini sudah manjadi UIN Sunan Kalijaga Jogja— (bahkan lolos tanpa mengikuti tes masuk, ini karena di sekolah saya sebelumnya selalu mendapat juara kelas) jadi saya tidak sempat “nganggur” dari status mahasiswa selepas DO dari UII.

Keadaan saya ternyata tidak jauh berbeda dari tempat kuliah sebelumnya, UII. Sejak semester pertama saya sudah sangat jarang masuk kelas tapi untungnya sebagian besar dosen di IAIN tidak terlalu mempermasalahkan kehadiran, yang penting tugas kuliah kelar terus presentasi tugas, ikut mid semester dan tentunya ikut ujian akhir semester.

Kondisi ini saya manfaatkan untuk banyak beraktifitas di organisasi mahasiswa. Sebut saja, saya dan rekan-rekan pernah mendirikan sebuah lembaga kajian bernama FORSTUDIA (forum studi ilmu al-Quran) yang akhirnya telah menerbitkan beberapa buku hasil kajian dan menterjemahkan buku-buku kontemporer kajian keIslaman, padahal saat itu kami masih semester 2 loh. Saya juga pernah menjadi Sekum di senat himpunan jurusan, juga masih semester 2 loh.

Selain itu saya juga aktif dalam UKM (unit kegiatan mahasiswa), dan KOPMA (koperasi Mahasiswa) yang saya pilih untuk aktifitas saya di UKM tersebut. Di UKM inilah yang menghantarkan saya hingga menjabat beberapa posisi strategis dalam organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, diantaranya saya pernah menjadi pengurus KOPMA IAIN SUKA JOGJA sebagai Katua bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota dan akhirnya saya dipercaya menjadi Ketua Umum. Saya juga dipercaya menjadi Sekjen FKKMI (forum komunikasi koperasi mahasiswa se-Indonesia), juga Sekjen HKMY (himpunan koperasi mahasiswa se-Yogyakarta), juga Ketua BKPK Jogja (badan komunikasi pemuda koperasi), juga di KOPINDO (kopeasi pemuda indonesia) sebagai ketua bidang pengembangan keanggotaan, dan masih banyak organisasi lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan disini.

Selepas saya “menjabat” sebagai mahasiswa, saya mencoba mendirikan koperasi untuk masyarakat. Selama ini saya beraktifitas di koperasi yang masih sarat dengan dunia idialisme dan mencoba mewujudkannya pada tataran praktis kekoperasian. Saat itu saya bersama beberapa mantan aktifis membentuk KOPAJO (koperasi pedagang burjo jogjakarta) yang sedianya sebagai wadah menampung kepentingan ekonomi para pedagang bubur kacang ijo yang banyak tersebar di kota jogja. Koperasi ini sempat berjalan lebih setahun, namun pada perjalanannya tidak dapat bertahan karena berbagai konflik baik internal maupun eksternal.

Saya sebenarnya salah satu dari sekian rekan-rekan saya yang sangat kecewa dengan keadaan, khususnya yang berhubungan dengan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui koperasi (namun pada kesempatan lain saya lebih senang membahasakannya dengan pengembangan ekonomi berbasis rakyat atau pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi, tanpa harus memakai terma “koperasi”). Wilayah ini sangat sarat dengan kepentingan tanpa memperdulikan kepentingan utama yang harus didahulukan dari pada kepentingan lainnya.

Terakhir saya berkecimpung di dunia koperasi (baik dalam wilayah pergerakan maupun wilayah praktis) pada tahun 2005 sebelum akhirnya saya “melarikan diri” mencari kehidupan lain yang lebih “menjanjikan” dan “menghargakan”. Meskipun sebagian besar rekan-rekan saya sangat menyesalkan keputusan saya ini.

Saat ini, saya sedang asik “bermain” internet dan lebih memfokuskan pada FOREX. Beberapa bisnis online yang pernah saya cicipi tapi akhirnya saya memutuskan untuk concern di duni forex. Sebutlah bisnis online yang pernah saya geluti, adalah : affiliate, refferal, MLM, google adsense, PTC, review, sempat belajar domain parking, hingga forex. Dan akhirnya saya memutuskan untuk lebih fokus di forex karena saat saya coba dengan modal deposit $150, ternyata kurang dari 3 bulan sudah bisa menjadi $800.

Saya pun membuat blog ini rencananya sebagai blog terakhir untuk katergori blog pribadi yang saya buat. Soalnya selama setahun lebih ini ada belasan blog yang saya buat tapi belum ada yang saya seriusin hingga akhirnya saya berusaha untuk serius mengelola blog saya ini maskipun mungkin hanya sebatas coretan dan catatan tak berarti. Tapi setidaknya saya sedang belajar bagaimana bisa konsisten dengan keputusan saya tersebut (soalnya tanpa blog pun bisnis forex bisa tetap jalan)…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...