Senin, 27 Juli 2015

Bisnis Ritel Modern: Peluang atau Ancaman? (1)

Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang, dan mata rantai terakhir dalam suatu proses distribusi. Melalui ritel, suatu produk dapat bertemu langsung dengan penggunanya. Produknya lebih pada pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan sembilan bahan pokok. Industri ini telah berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), selain itu telah menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Bisnis ritel mempunyai peran yang sangat penting dalam menopang perekonomian Indonesia, hal ini dibuktikan ketika Indonesia dilanda krisis tahun 1997, yang mampu bertahan adalah industri ritel. Dalam perjalananya hingga tahun 2013, bisnis ritel tradisional cenderung mengalami penurunan beralih kepada bisnis ritel modern dikarenakan pengaruh oleh perubahan pada masyarakat, terutama perubahan gaya hidup dan terbukanya peluang oleh pemerintah bisnis ritel modern masuk ke wilayah di Indonesia. Hal inilah menjadi memicu perubahan bisnis ritel tradisional menjadi bisnis ritel modern.

Riset Fitch Rating menyebutkan bahwa penetrasi ritel modern di Indonesia baru mencapai 14% dari total ritel yang ada. Bandingkan dengan Filipina yang sudah mencapai 25% atau Malaysia mencapai 53%. Ini berarti bahwa industri ritel di Indonesia masih berpeluang sangat besar untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Saat ini, industri ritel di Indonesia masih dikuasai oleh brand tertentu dengan skema bisnis waralaba. Pelaku bisnis ritel tradisional cendrung semakin menurun dan penurunan ini bukan semata-mata disebabkan karena peralihan ritel tradisional ke ritel modern tetapi parahnya karena harus tergusur oleh kehadiran gerai-gerai ritel modern waralaba.
Namun dalam 3-5 tahun terakhir ini, gerai-gerai ritel modern mandiri mulai bermunculan dengan segala keterbatasannya. Memang, peluang bisnis ini terbilang sangat menggiurkan, dan tidak sedikit yang telah mencoba peruntungannya namun pada akhirnya gagal. Kegagalan ini banyak diakibatkan pada “mismanagement” dalam mengelola gerai ritelnya. Kebiasaan “latah” dalam memulai bisnis oleh sebagian orang di Indonesia harus dibayar mahal, mengingat modal untuk mendirikan sebuah gerai minimarket terbilang cukup besar, (misal, sekurang-kurangnya 150 juta untuk ukuran 60 m2).
Melihat kenyataan ini, sekumpulan orang yang telah berpengalaman belasan tahun dalam industri ritel dan grosir modern dalam sebuah komunitas “Ritelteam Indonesia” telah mengambil peran untuk membantu para pemula di binsnis ini dalam mewujudkan sebuah bisni ritel modern di beragam bidang ritel; baik di bidang swalayan (minimarket, supermarket, department store, dll); ritel bahan bangunan, apotik, dsb; maupun di bidang grosir modern.
Sebagai ajang sosialisasi peluang bisnis ritel di Indonesia, Ritelteam secara berkala menyelenggarakan SEMINAR RITEL MODERN dengan tema “99 Jurus Jitu Kelola Bisnis Ritel”. Di antara jurus-jurus jitu yang akan disampaikan dalam seminar tersebut adalah trik merebut peluang dari trand bisnis ritel modern, membongkar keunggulan ritel mandiri dibandingkan ritel waralaba, jurus mendirikan usaha ritel tanpa modal, teknik penggunaan aplikasi ritel tercanggih, teknik menemukan hot item list, jurus meraih BEP usaha dalam 2 tahun, teknik menyusun SOP, dan RAHASIA mengamankan asset usaha meskipun terjadi penjarahan total/bencana alam/dll tanpa ASURANSI. (bersambung…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...